Nandang Hidayat. Pembelajaran sains yang berbasis discovery-inquiry, seyogyanya menjadi isu pokok yang harus menjadi bahan
kajian bagi guru terutama guru bidang sains, sebagaimana terjadi di
negara-negara maju.
Beragam penelitian yang disajikan dalam National
Research Council, menunjukkan bahwa “Inquiry into authentic questions generated
from student experiences is the central strategy for teaching science”[1]
(National Research Council, 1996). Model pembelajaran dengan pendekatan discovery-inquiry yang sering disebut pembelajaran berbasis discovery-inquiry,
terdiri atas lima langkah utama yang disebut 5Es—engage, explore, explain,
elaborate, and evaluate—and is based on a constructivist philosophy of learning.[2] Kelima langkah tersebut
adalah:
1. Engage: Pada
langkah ini, guru mengenalkan suatu topik atau konsep dengan cara mengajukan pertanyaan,
melakukan demonstrasi atau menyajikan suatu peristiwa yang mengandung teka-teki
(puzzeling event) yang membangkitkan
minat, menimbulkan kekaguman, atau menantang. Aktivitas tersebut dirancang
untuk merangsang minat, rasa ingin tahu, dan perhatian siswa. Pada tahap ini, guru
tidak mencari “jawaban benar”, melainkan untuk mendorong siswa agar berani
menyampaikan atau berbicara sehingga dapat diketahui apa yang sudah diketahui
para siswa berkenaan dengan topik tersebut dan berdiskusi tentang apa lagi yang
ingin diketahui siswa.
2. Explore: Selama
eksplorasi, para siswa dibimbing untuk melakukan
beragam aktivitas pemecahan masalah atau eksperimen yang dirancang untuk
membantu mereka mengeksplorasi topik dan menghubungkan dengan konsep-konsep
lain yang berkaitan. Aktivitas ini dirancang untuk membantu siswa agar dapat
memahami topic secara lebih bermakna memlaui proses discovery-inquiry, sekaligus mengembangkan keterampilan proses
sains dan trasformasi sikap ilmiah pada siswa. Aktivitas ini dilaksanakan dalam
kelompok atau tim. Selama tahap ini, para siswa berbagi pengalaman terkait
dengan topik/masalah, sementara guru bertindak sebagai fasilitator, memberi
dukungan bahan/material yang dibutuhkan, dan membimbing agar para siswa tetap
fokus.
3. Explain: Pada langkah
ini, guru membantu siswa dalam mengamati pola-pola, menganalisis hasil,
dan/atau merumuskan kesimpulan berdasarkan aktivitas dan penyelidikan yang
telah dilakukan. Pada tahap ini, guru juga membantu untuk menegaskan meluruskan
makna konsep yang baru dipelajari dan perbendaharaan kata yang relevan.
4. Elaborate: Pada tahap
ini, siswa membangun konsep-konsep atau
ide-ide yang telah mereka pelajari dan membuat hubungan dengan konsep-konsep
lain yang berkaitan dan menghubungkanya dengan situasi-situasi baru dalam
konteks dunia nyata.
5.
Evaluate: Pada
langkah terakhir, guru mengevaluasi atau menilai pemahaman siswa terhadap topik
yang baru dipelajarinya. Evaluasi dapat
dilakukan secara formal atau informal, tetapi harus dapat mengungkap dengan
jelas, apa yang telah difahami siswa terkait dengan topik yang telah dipelajari
melalui aktivitas belajar yang telah dikutinya. Hasil belajar yang dievaluasi harus mencakup sains dalam arti produk, proses, dan sikap ilmiah.
Dalam implementasinya, kita dapat memodifikasi dan mengembangkan kelima langkah tersebut disesuaikan dengan taraf kemampuan mental peserta didik, karakteristik bahan ajar, dan ketersediaan sarana. Selamat mencoba dan mengebangkan.
[1]
National Research Council. 1996.
National Science Education Standards. Washington, D.C.: National Academy Press.
[2]
Teacher Created Materials (2009), Discovering Science throughInquiry:
Complete
Supplemental Program Based on Respected Research & Literatature, www.tcmpub.com.
800.858.7339. 5301Oceanus Drive, Huntington Beach, CA 92649.
0 komentar:
Posting Komentar